Kamis, 06 Oktober 2011

BAHASA INDONESIA

PARAFRASE PUISI

Yang dimaksud parafrase adalah mengubah puisi menjadi bentuk sastra lain (prosa). Hal itu berarti bahwa puisi yang tunduk pada aturan-aturan puisi diubah menjadi prosa yang tunduk pada aturan-aturan prosa tanpa mengubah isi puisi tersebut. Lebih mudahnya parafrase puisi adalah memprosakan puisi.
Perlu diketahui bahwa parafrase merupakan metode memahami puisi, bukan metode membuat karya sastra. Dengan demikian, memparafrasekan puisi tetap dalam kerangka upaya memahami puisi.
Ada dua metode parafrase puisi, yaitu
a. Parafrase terikat, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan cara menambahkan sejumlah kata pada puisi sehingga kalimat-kalimat puisi mudah dipahami. Seluruh kata dalam puisi masih tetap digunakan dalam parafrase tersebut.
b. Parafrase bebas, yaitu mengubah puisi menjadi prosa dengan kata-kata sendiri. Kata-kata yang terdapat dalam puisi dapat digunakan, dapat pula tidak digunakan. Setelah kita membaca puisi tersebut kita menafsirkan secara keseluruhan, kemudian menceritakan kembali dengan kata-kata sendiri.
Contoh:
Perhatikan puisi Chairil Anwar berikut ini
HAMPA
:kepada Sri
Sepi di luar. Sepi menekan-mendesak.
Lurus kaku pohonan. Tak bergerak
Sampai ke puncak. Sepi memagut,
Tak satu kuasa melepas-renggut
Segala menanti. Menanti. Menanti. Sepi.
Tambah ini menanti jadi mencekik
Memberat-mencekung punda
Sampai binasa segala. Belum apa-apa
Udara bertuba. Setan bertempik
Ini sepi terus ada. Dan menanti.
Dengan teknik parafrase, puisi ini kita tambah beberapa
kata agar lebih mudah dipahami.
Bentuk parafrase puisi :
HAMPA
:kepada Sri
(keadaan amat) Sepi di luar (sana).
(Keadaan) Sepi (itu) menekan-(dan) mendesak.
Lurus kaku pohon(-pohon)an (disana).
(pohonan itu) Tak bergerak
Sampai ke puncak (nya). Sepi (itu) memagut(ku),
Tak satu kuasa (pun dapat) melepas-(dan me)renggut(nya
dariku)
Segala(nya hanya) menanti. Menanti. (dan) Menanti (lagi).
(menanti dalam) Sepi.
(di) Tambah (lagi dengan keadaan saat) ini (,) menanti jadi
mencekik (malah)
Memberat(kan dan)-mencekung (kan) punda (kku)
Sampai binasa segala(-galanya). (itu pun) Belum apa-apa
(bahkan) Udara (pun telah) bertuba. Setan (pun) bertempik
(sorak)
Ini (,) (peraan) sepi (ini) terus (saja) ada.
Dan (aku masih tetap) menanti.

Semua dalam kalimat paragraf mengacu pada topik yaitu tiap generasi mempunyai panggilan, kalimat lancer, dan padu.

D. Fakta dan Opini
Fakta adalah hal yang merupakan kenyataan; sesuatu yang benar-benar ada, terjadi dan ada buktinya. Misalnya : ada benda, orang, waktu, tempat, peristiwa, jumlahnya, atau dapat menjawab pertayaan dengan kata Tanya apa, siapa, kapan, di mana, atau berapa.
Contoh : “Tirakatan Budaya” adalah acara yang diadakan oleh para seniman dan budayawan menjelang detik pergantian abad-20, di Kompleks Taman Budaya Jawa Tengah, Solo 12 Desember 2000.
Contoh tersebut dapat menjawab pertayaan apa, siapa, kapan, dan dimana.
Opini, ialah pendapat, pikiran, atau pendirian seseorang tetang sesuatu atau dapat menjawab pertayaan bagaimana.
Contoh : “Bagus sekali isi puisi yang disampaikan W.S.Rendra pada acara “Tirakatan Budaya” itu.
Contoh : tersebut menjawab pertayaan bagaimana.

E. Karangan Fiksi dan Nonfiksi
1. Karangan Fiksi yaitu karangan yang berisi kisahan atau cerita yang dibuat berdasarkan khayalan atau imajinasi pengarang. Fiksi atau cerita rekaan biasanya berbentuk novel, dan cerita pendek (cerpen). Fiksi ilmiah fiksi ilmu pengetahuan adalah fiksi yang ditulis berdasarkan ilmu pengetahuan, teori, atau spekulasi ilmiah.
Karangan fiksi berusaha menghidupkan perasaan atau menggugah emosi pembacanya. Itulah sebabnya, tulisan ini lebih dipengaruhi oleh subjektifitas pengarangnya.
Bahasa tulisan fiksi selain bermakna denoktatif juga konotatif, dan asosiatif yaitu makna tidak sebenarnya. Selain itu juga bermakna ekspresif yaitu membanyangkan suasana pribadi pengarang. Bahasa tulisan fiksi juga sugestif yaitu bersifat mempengaruhi pembaca dan plastis yaitu bersifat indah untuk menggugah perasaan pembaca.
2. Karangan nonfiktif yaitu karangan yang dibuat berdasarkan fakta, realita, atau hal-hal yang benar-benar dan terjadi dalam keidupan kita sehari-hari. Tulisan nonfiktif biasanya berbentuk tulisan ilmiah dan ilmiah populer, laporan, artikel, feature, skripsi, tesis, desertasi, makalah, dan sebagainya.
Karangan nonfiktif berusaha mencapai taraf objektifitas yang tinggi, berusaha menarik, dan menggugah nalar (pikiran) pembaca.
Bahasa karangan nonfiktif bersifat denotative dan menunjukan pada pengertian yang sudah terbatas sehingga tidak bermakna ganda.




F. Karangan Narasi, Deskripsi, Eksposisi, Argumentasi, dan Persuasi
1. Narasi
Narasi adalah jenis karangan yang bertujuan untuk menceritakan suatu pokok persoalan atau peristiwa dalam narasi :
Ø Biasanya disampaikan secara kronologis dan mengandung plot atau rangkaian cerita.
Ø Di dalam ada tokoh yang di ceritakan, baik manusia maupun bukan manusia.
2. Deskripsi atau Lukisan
Ø bersifat informative
Ø tulisan di dasarkan atas pengamatan
Ø pembaca diajak menikmati apa yang telah dinikmati (meiru kesan) penulis
Ø susunan peristiwa tidak menjadi utama, yang penting pesan sampai kepada pembaca.
3. Eksposisi atau paparan
Eksposisi adalah jenis karangan yang bertujuan menerangkan suatu pokok masalah/pikiran yang dapat memperluas pengetahuan seseorang/pembaca. Untuk mempertegas masalah yang disampaikan biasanya dilengkapi dengan dat-data kesaksia, seperti gambar, grafik, statistic, dan sebagainya. Jika dalam deskripsi kesan subjektif pengarang tampak lebih menonjol, dalam eksposisi tidak.
4. Argumentasi
Argumentasi adalah jenis karangan yang berisi ide/gagasan yang dilengkapi bukti-bukti kesaksian yang dijalin menurut proses penalar yang kritis dan logis, dengan tujuan mempengaruhi atau menyakinkan pembaca untuk menyatakan persetujuannya. Jika dalam eksposisi penutup karangan berupa penegas, dalam argumentasi penutup karangan berupa simpulan.
5. Persuasi
Persuasi adalah karangan yang disampaikan dengan cara-cara tertentu, bersifat ringkas,menarik dan mempengaruhi secara kuat kepada pembaca sehingga si pembaca terhanyut oleh siratan isinya.

G. Tema dan Judul Karangan
1. Tema merupakan masalah, persoalan, gagasan, pikiran, atau ide utama, yang dikembangkan dalam tulisan. Tema harus ditentukan sebelum menulis. Dengan demikian tema menjiwai seluruh tulisan.
2. Judul bukan merupakan masalah pokok atau ide karangan. Judul hanyalah sekedar nama karangan. Istilah lainnya adalah kepala karangan. Judul tidak harus ditetapkan sebelum menulis, tetapi dapat ditentukan setelah karangannya selesai. Jika tema bersifat mengikat, judul bersifat bebas. Akan tetapi, yang perlu diingat bahwa judul sebaiknya berhubungan dengan tema. Syarat umum secara umum adalah singkat, jelas, menarik, dan mebanyangkan isi karangan.


Contoh :
Komposisi
Filsafat Ilmu
Panduan Menulis Surat Lengkap
Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia
Yang harus diperhatikan dalam penulisan judul yaitu judul haurs ditulis mengacu pada EYD (menggunakan huruf kapital sebagai huruf pertama semua kata, termasuk semua unsure kata ulang sempurna, kecuali kata seperti di, dari, dan, yang, untuk, yang tidak terletak pada posisi awal). Judul tidak boleh diakhir.


H. Membuat dan Menjawab Pertanyaan
Untuk mengetahui pengetahuan seseorang tehadap isi bacaan yang dibacanya, perlu adanya pertanyaan yang berhubungan dengan topik bacaan dan jawaban dari pembaca teks mengenai topik dari bacaan itu. Dalam membuat pertanyaan dari suatu bacaan kata yang umum digunakan adalah apa (menanyakan benda), siapa (menanyakan orang), mengapa (menanyakan sebab), dimana (menanyakan waktu), dan bagaimana (menanyakan cara, hal, keadaan, dan sebagainya).
Dalam hal menjawab, suatu pertayaan, pembaca harus menggunakan kaliamt yang sempurna, singkat, padat, jelas, dan berhubungan dengan isiatau hal yang ditanyakan.
Contoh :

PRINSIP KEGIATAN MENARIK DALAM PRAMUKA
Dalam dunia kepramukaan kegiatan yang paling menarik disebut games. Istilah ini tidak semata-mata melakukan ‘permainan’, melainkan melakukan kegiatan yang bermanfaat baik fisik maupun psikis. Kegiatan ini memiliki kegunaan bermacam-macam. Misalnya : untuk mengisi waktu luang (main kartu, catur, halma, dan lain-lain). Untuk rekreasi (mengisi teka-teki, tebak-tebakan, dan mencari jejak), untuk menyalurkan tenaga (tairk tambang, lomba lari, bermain sepak bola atau olahraga lainnya), dan untuk pelaithan persiapan hidup mandiri (kemah, naik gunung, treveling, dan lain sebagainya).
Kegiatan menarik sangat diperlukan dalm perkembangan hidup manusia. Ahli-ahli pendidikan berpendapat, pendidikan akan lebih cepat berhasil jika diselenggarakan dalam bentuk kegiatan yang menarik dan mengandung nilai-nilai pendidikan (education games). Atas dasar pemikiran itulah, gerakan pramuka banyak menggunakan kegiatan menarik yang mengandung nilai pendidikan.kegiatan itu dipilih mengingat kepramukaan merupakan pendidikan di luar sekolah dan dilaksanakan di luar gedung sekolah (di halaman, alam bebas, dan di dalam suasana kegembiraan serta lepas dari keformalitasan).
Kegiatan menarik dalam kepramukaan befungsi untuk mengembangkan pribadi, sikap bermasyarakat, dan semangat pembangunan. Kegiatan menarik dalam kepramukaan bertujuan untuk mengembangkan kesehatan fisik dan kesempurnaan jiwa, kepribadi, dan watak.
Dikuitp dengan perubahan redaksi dari
Kamus pembina pramuka mahir tingkat
Dasar : (lemcadika)


Pertanyaan :
Apakah perbedaan pendidikan formal dan pendidikan informal?
Mengapa istilah games dalam kegiatan pramuka tidak hanya sekedar permainan?

Jawaban :
Pendidikan formal adalah pendidikan yang diselenggarakan di sekolah secara formal (resmi) dan mengikuti tata aturan yang telah di buat pemerintah atau instansi terkait. Sedangkan pendidikan informal adlah pendidikan di luar seolah dan di laksanakan di luar gedung sekolah (di halaman, alam bebas, dan di dalam suasana kegembiraan serta lepas dari keformalitasan).
Istilah games dalam kegiatan kepramukaan tidak semata-mata melakuakan ‘permainan’ melainkan melakukan kegiatan yang bermanfaat baik fisik maupun psikis. Kegiatan ini memiliki kegunaan bermacam-macam, misalnya untuk mengisi waktu luang, unutk rekreasi, menyalurkan tenaga, dan pelatihan persiapan hidup mandiri.

I. Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah miniatur bentuk karangan. Kerangka karangan dapat membantu penulis unutk melihat wujud-wujud gagasan dalam sekilas sehingga dapat diketahui kesatuan idenya sudah sistematik atau belum.
Penyusunan kerangka karangan bermanfaat :
1. memudahkan menyusun karangan
2. memudahkan mencari/menentukan bahan
3. menghindari uraian yang menyimoang dari tema

0 komentar:

Posting Komentar

Blogger Themes

SMK 3

 
Copyright (c) 2010 TUGAS KKPI and Powered by Blogger.